Seakan pola yang dibentuk itu,menimbulkan sebuah
pandangan yang melekat tentang kualitas Universitas Negeri jauh lebih baik
ketimbang Universitas Swasta. Karena banyak dari lulusan Universitas Negeri
yang jauh lebih sukses ketika lulus dari sekolah tersebut, walaupun tidak
semuanya yang sukses & berhasil sesuai dengan tayangan iklan yang sering di
ekpose di Media Massa.
Walaupun begitu, Universitas Swasta pada
saat ini mengalami kemajuan yang jauh lebih pesat dari segi kualitas &
kwantitas bahkan melebihi Universitas Negeri pada umumnya yang berkembang
jika ada suntikan dana bantuan dari pemerintah alias belum 100% mandiri.
Tapi secara keseluruhan baik itu Universitas
Negeri atau Universitas Swasta, mempunyai satu persamaan yang pasti yakni
ketika sudah lulus dari jenjang bangku pendidikan tetap saja & selalu saja
menjadi seorang pelamar kerja disebuah perusahaan multinasional atau
nasional,baik itu lulusan dengan nilai terbaik ( cumlaude ) atau lulusan dengan
nilai seadanya.
Setelah saya kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di bogor, saya mulai sedikit paham. mengapa "katanya" PTN itu lebih baik dari PTS?. Mungkin ada benarnya juga, tapi sekarang dengan anggaran pendidikan 20 % jelas sekali bahwa PTS pun memperoleh perhatian yang hampir sama dengan negeri, terutama dari SDM (Dosen pengajar). Dulu Dosen-dosen PTN banyak studi ke luar negeri dengan bantuan pemerintah, sekarang Dosen-dosen swasta pun memiliki kesempatan yang sama melalui beasiswa unggulan, BPPS, BPN (beasiswa pasca khusus untuk dosen). jadi besar kemungkinan kualitas Dosen-dosen swasta pun tidak kalah dengan Dosen negeri, karena UUD Sisdiknas tentang guru dan Dosen bahwa tahun 2014, Dosen minimal S2 (Magister).
Dari segi Kurikulum, ada yang menyatakan bahwa di PTN tertentu program studi sama bagusnya, ? ...pendapat ini tidak semuanya benar. Ambil contoh BINUS (Bina Nusantara, Jakarta) program studi teknik informatika mengungguli Informatika beberapa PTN, UNIKOM Bandung dapat menjadi wakil Indonesia di kontes Robot Abu Robocon Amerika Serikat. Univ Gunadarma Depok masuk dalam 10 besar PT dalam rangking di Indonesia mengungguli beberapa PTN yang ada di Indonesia termasuk Univ Petra, begitupula dengan Univ Pelita Harapan Jakarta. Jika melihat dari persaingan saat ini, PTS maupun PTN sama jada, bahkan PTN sekarang sudah menjadi PT-BHMN (artinya mengelola aset/pendapatannya secara mandiri).
Mungkin jika saya berkaca dari prestasi beberapa program studi, memang beberapa program studi di PTN dapat menjadi keunggulan yang sampai saat ini masih ada, seperti IPB dengan agrobisnisnya, ITB dengan Tekniknya, UI dengan ekonominya, UGM dengan hukumnya, UNPAD dengan sastranya. Tetapi program studi yang lainnya bisa saja dapat dikalahkan oleh program studi yang ada di PTS seperti yang saya utarakan sebelumnya. Bahkan UNPAK sekarang sudah menjadi anggota BPPS (penyelenggara S2 M.Pd) untuk keguruan disamping dengan UPI (untuk regional Jawa Barat).
Jarang sekali dari kita semua, yang berani
melawan deras arusnya yang silih berganti menggoda kita semua. Karena
masih banyak & teramat banyak,dari saudara – saudara kita yang masih buta
huruf & putus sekolah yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia dari Sabang
Hingga Merauke. Jadi tidak ada salahnya,jika dari kita hendaknya memberikan
sedikit ilmu yang kita dapat untuk mendidik mereka menjadi manusia yang
terdidik baik secara hati maupun otak.
Kesimpulan : Lulusan terbaik bukan dari
lulusan Universitas Negeri atau Swasta terkemuka, melainkan bagaimana ilmu yang
mereka dapat dibangku sekolah bisa diamalkan untuk orang – orang yang lebih
membutuhkan bukan hanya sekedar membutuhkan. Karena itulah tujuan ilmu yang
sebenarnya yang kita semua pelajari dari kecil hingga detik ini. Pertanyaanya : apakah kita kuliah hanya mengejar gengsi atau mengejar Ilmu. karena menurut pandangan saya bangku kuliah atau sekolah pada umumnya itu untuk membina kedewasaan berpikir dan bertindak, ilmu yang paling besar adalah dari pengalaman hidup. Jadi jangan malu untuk kuliah di PTS ? ....
Dikutip dari Internet dan dianalisis oleh :
Dudih Gustian, M. Kom
Dikutip dari Internet dan dianalisis oleh :
Dudih Gustian, M. Kom